Pada saat ini, foto menjadi hal yang penting bagi setiap orang. Tersedianya berbagai situs jejaring sosial memungkinkan kita berbagi pengalaman-pengalaman yang telah kita lewati melalui medium gambar kepada orang banyak. Makan dikit cekrek, minum kopi dikit cekrek, berenang dikit cekrek, apa-apa cekrak cekrek. Karena sikap kita yang berlebihan mengenai aktivitas foto ini, akhirnya membuat kita jadi bergantung pada aktivitas foto. Kita jadi gak menikmati pengalaman secara nyata karena fokus kita ya hanya cekrak-cekrek aja. Selain itu pula, nilai fotografi yang ada di gambar macam begitu minim banget, malah bisa dibilang gak ada nilainya. Aktivitas tersebut malah jadi ajang pamer doang. Kebahagiaan yang didapat bukan dari kenyataan yang kita alami, tapi dari banyaknya "like" yang kita dapatkan dari orang lain. Kebahagiaan bohongan, gak nyata. Tapi lain halnya dengan beberapa gambar yang sudah YuKepo rangkum di bawah ini. Kumpulan foto ini punya nilai unik karena diambil pada momen yang sangat tepat. Jadi bukan sebagai media untuk pamer. 11 foto ini mampu membawa kembali fungsi fotografi dalam merangkum momen-momen yang jarang atau bisa dibilang gak akan terulang lagi!
3. Bagi umat Islam, mungkin inilah contoh nyata azab untuk orang yang suka mendahului imam ketika sholat berjamaah, kepalanya jadi kuda
4. Ini kupu-kupu selain badannya yang gede ternyata punya motif yang mirip kayak mata manusia, keren!
5. Sepertinya bapak-bapak di belakang adalah manusia karet, sehingga tangannya bisa melar sejauh 5 meter untuk memegang bahu perempuan ini
Terbukti kan kalau 11 foto di atas punya nilai lebih yakni unik. Gak semua orang bisa dapet momen kayak gitu. Sebenarnya aktivitas memfoto itu gak masalah, dan mungkin harus karena kita gak bisa mengulang momen yang kita alami setiap saat. Masalahnya kamu jangan terlalu fokus ke foto mulu, nikmatilah hidupmu itu, karena pada dasarnya kenangan yang muncul di dalam foto itu gak seberapa berharganya dibandingkan kenangan yang terekam jelas di kepala kita ketika kita menikmati semua momen yang kita jalanin.
0 comments:
Post a Comment