Thursday, January 12, 2017

Kenapa Sih ada Orang Jahat di Dalam Hidup Kita ?

Hei gaes , Pernah ga sih terpikirkan olehmu kenapa ada orang yang jahat? Kenapa kita harus dijahatin? Padahal kita nggak ngapa-ngapain. Kadang dunia ini serasa tidak adil. Ketika kita sudah berbuat baik kepada semua orang, ada saja orang yang jahat sama kita. Supaya kita tidak terus menerus sedih memikirkan adanya orang-orang yang jahat sama kita, ada baiknya kita refleksi bersama-sama.

1. Mereka Ada Untuk Menguji Kita
Mana bisa kita naik kelas kalau nggak diuji? Ya, mungkin ini adalah kalimat yang cukup klise . Tapi emang bener gaes . Kita tidak akan naik kelas ketika kita belum melewati ujian. Sudah melewati ujian pun belum tentu lulus, apalagi nggak diuji sama sekali. Nah, itu dia. Kehadiran orang-orang “jahat” dalam hidup kita itu sebenarnya adalah ujian untuk kita. Apakah kita cukup sabar? Apakah kita mau introspeksi diri? Apakah pikiran kita cukup terbuka terhadap segala sesuatu.

2. Mungkin kita pernah berbuat salah kepada mereka, tapi kita nggak sadar
Nah! Ini dia. Mungkin kita pernah berbuat kesalahan, tapi kita nggak sadar. Mungkin ada ucapan kita yang menyakiti hati orang lain tanpa kita sadari. Mungkin ada sikap kita yang kurang menyenangkan. Mungkin juga ada sesuatu yang tidak menyenangkan akibat perbuatan kita. Hayo, introspeksi dulu. Apakah kita cukup yakin bahwa diri kita benar-benar “bersih” dari dosa? Baik dosa terhadap Tuhan maupun dosa terhadap sesama manusia dan makhluk Tuhan yang lain—hewan, tumbuhan, lingkungan, dan alam semesta. Dosa sekecil apapun itu pasti diperhitungkan loh gaes , dan sudah disiapkan pula balasannya. Mungkin adanya orang-orang jahat itu adalah akibat dari dosa kita di masa lalu. Coba introspeksi diri lagi.

3. Adanya Kesalapahaman
Salah paham bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Bahkan mungkin kita salah paham terhadap orang yang sebetulnya baik, sehingga kita menganggapnya sebagai orang yang jahat. Mungkin ada saat-saat di mana orang baik melakukan kekhilafan, lalu kita langsung menganggapnya sebagai orang yang jahat. Atau bisa juga kita memiliki pola komunikasi yang berbeda dengan orang lain, dan terjadilah kesalahpahaman. Hingga pada akhirnya kita memberikan cap “jahat” kepada orang lain yang berbeda dengan kita. Sebelum memberikan cap “jahat” kepada orang lain, ada baiknya kita introspeksi diri dulu. Emang kita udah seratus persen baik? Yakin selama ini baiknya tulus? Bukan hanya “ingin dianggap baik”? Nah lho. Direnungkan dulu, Gaes. Kalau masih suka negative thinking sama temen sendiri, masih suka ngomongin orang di belakang, menganggap diri sendiri lebih baik daripada orang lain, hmmm itu artinya belum benar-benar baik.

4. Terbatasnya Pengetahuan Kita Tentang Manusia
Ada sekian miliar manusia di dunia ini. Itu artinya ada sekian miliar karakter dan kepribadian manusia. Apakah kita benar-benar sudah mengerti akan semua sifat manusia? Belum tentu. Mungkin pengetahuan kita tentang manusia masih terbatas. Apalagi setiap orang memiliki pola asuh yang berbeda, pengalaman hidup yang berbeda, dan pola pikir yang berbeda juga. Setiap dari kita pasti punya nilai-nilai/prinsip hidup yang kita pegang. Pun dengan miliaran orang lain di muka bumi ini juga memiliki nilai-nilai yang mungkin sangat berbeda dengan apa yang kita punya. Itulah sebabnya mengapa tidak semua orang di dunia ini diciptakan cocok. Dan orang yang tidak cocok dengan kita bukan berarti dia jahat/buruk. Dia memang diciptakan sedemikian rupa dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Juga dengan nilai-nilai hidup yang tercipta akibat lingkungan sedari kecil dan pengalaman.


Terbatasnya pengetahuan kita tentang manusia, membuat kita dengan mudahnya memberikan cap jelek kepada orang lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kehidupan kita

0 comments:

Post a Comment