Thursday, December 22, 2016

DIBALIK PESONANYA, DI TEMPAT WISATA INI DULU TERJADI PEMBANTAIAN BERDARAH


Ada yang menawarkan keindahan alam. Ada pula tempat wisata yang menawarkan kemajuan tempat wisata teknologi, fashion, ataupun hal-hal buatan manusia lainnya. Namun ada juga, tempat wisata yang menawarkan duka dan tragedi yang dialami manusia sebelumnya. Kita bisa menyebutnya dark tourism.
Bila di Roma ada Colloseum, di Indonesia ada Monumen Lubang Buaya. Di dua tempat itu dulu ada tragedi berdarah yang menghilangkan nyawa manusia. Tapi ternyata, masih banyak lho tempat-tempat wisata lain yang juga memiliki cerita yang sama. Keindahan dan keramaiannya sebagai tempat wisata disokong oleh kisah sedih yang menyayat hati, karena disana banyak nyawa yang melayang.




Dulunya bangunan ini adalah Sekolah Teknik Murambi. Saat perang saudara antara suku Tutsi dan Hutu. Tahun 1995, sekitar 65.000 Suku Tutsi bersembunyi di Sekolah Teknik Murambi untuk menghindari kejaran suku Hutu. Sayangnya persembunyiannya diketahui dan mereka dibantai di tempat. Sebanyak 45 ribu orang tewas termasuk perempuan dan anak-anak. Yang berhasil kabur dari gedung pun ditangkap untuk dihabisi. Untuk menutup perbuatannya, kepala suku Hutu memerintahkan untuk mengubur secara massal mayat-mayat suku Tutsi, dan diatasnya dibangun sebuah lapangan voli. Di sini kamu nggak hanya melihat bangunan bekas pembantaian, tapi juga tulang belulang korban.


Seperti umumnya pantai, Changi juga punya suasana alami yang menenangkan. Gabungan antara hamparan pasir putih dan debur ombak sudah pasti menjadi obat istimewa untuk tubuh dan pikiran yang lelah. Namun di balik keindahannya, Pantai Changi punya rahasia kelam. Pada masa pendudukan Jepang di era Perang Dunia II, pantai ini menjadi lokasi pembantaian Sook Ching. Ribuan orang China yang dianggap anti-Jepang disiksa dan dibunuh. Tak heran bila suasana mistis menyelimuti Pantai Changi. Konon banyak wisatawan yang mendengar suara-suara aneh seperti tangisan dan teriakan. Wah, ternyata negara semodern Singapura, punya kisah mistis juga ya.


Jika berkunjung ke Kamboja, selain Angkor Wat tentu kamu bakal teringat dengan pembantaian bersejarah yang dilakukan oleh Pol Pot. Ya pimpinan rezim Khmer Merah di Kamboja ini nggak tanggung-tanggung untuk menghabisi lawan politiknya. Siksaan di ladang pembantaian ini begitu sadis, dari penyiksaan kejam sampai kanibalisme, ah karental tidak tega untuk menuliskan detailnya. Yang jelas, tengkorak sisa pembantaian ratusan ribu orang bisa kamu saksikan di sini. Pol Pot memang salah satu penjahat genosida terbesar di dunia.


Kota Nanjing punya sejarah kelam sendiri terkait kekejaman kaisar Jepang saat menduduki China. Menurut pemerintah China, enam sampai delapan minggu setelah menduduki China, tentara Jepang melakukan serangkaian pelanggaran hak asasi manusia seperti pembunuhan warga sipil, penjarahan, dan pemerkosaan. Kurang lebih 300.000 penduduk China tewas. Mayat mereka dikubur secara massal di sudut kota Nanjing, yaitu Jiangdongmen, yang dikenal sebagai lubang sepuluh ribu nyawa. Lalu ada juga Massacre Memorial Hall, yang merekam penderitaan penduduk China selama pendudukan Jepang


Terletak di tengah laut dikeliling hamparan pasir putih dan air laut yang biru, serta hutan-hutan hijau membuat Pulau Nusa Barong sering disebut Phi-phi Island-nya Indonesia. Tapi di balik keindahannya, pulau ini ternyata menyimpan cerita kelam. Sebelumnya, Nusa Barong adalah daerah penghasil sarang burung walet di bawah kekuasaan Kerajaan Blambangan. Kemajuan ekonomi dan politiknya membuat Pemerintah Belanda memperhatikan dengan ketat, hingga pecah perang di tahun 1777 yang menewaskan 27 orang. Setelah itu muncul larangan bagi penduduk untuk berkunjung, dan Nusa Barong resmi dijadikan cagar alam di tahun 1920. Jadi kalau kamu mau ke sana, ada baiknya ajak teman karena pulau ini sudah puluhan tahun tak berpenghuni.




0 comments:

Post a Comment